Kamis, 18 Juni 2015

pena komputer




PENA KOMPUTER

Hay genius generation, sekarang aku akan membahas mengenai komputer pena, hah komputer pena?komputer berbentuk pena?emang ada? Terus layar-nya gimana?cpu-nya gimana?dsb pertanyaan-pertanyaan itu pasti ada di benak kalian, oke biar ga penasaran kita bahas.
   Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang begitu pesat munculah berbagai konsep konsep komputer masa depan yang super cangih salah satunya adalah konsep Komputer Pena yang di tawarkan NEC Design Ltd sebuah lembaga di jepang, Komputer ini di sebut P-ISM sebagaimana dijelaskan oleh desainer NEC sebagai "Pen-style Personal Networking Gadget Package".
1. Ponsel bergaya pena dengan cara input data menggunakan tulisan tangan
2. Virtual keyboard
3. Proyektor kecil
4. Camera scanned
5. Personal ID passwordyang berfungsi sebagai identitas pemilik
  Itulah 5 fungsi yang di tawarkan oleh P-ISM
P-ISM juga dapat terhubung satu sama lain dengan technology wireless yang berdekatan, model ini juga bisa tersambung dengan internet menggunakan fungsi telepon saluran pada P-ISM ini
Oke agar kalian lebih paham yuk liat video di bawah ini:



  Nah hebat kan si P-ISM ini, kalau kita liat videonya sih ini dapat di sebut komputer hologram yah, karena keyboard dan monitornya addalah sebuah hologram yang di pancarkan oleh si P-ISM ini, sungguh gadget cangih yang minimalis namun mempunyai fitur yang luar biasa lengkap. Bayangkan bila kita dapat memiliki komputer pena ini kita dapat dengan mudah membawa sebuah komputer kemana mana tanpa beban berat yg besar dan tentunya sangat efisien, tapi dengan ukuran yang kecil itu mungkin kemungkinan hilangnya lebih besar ya dan lagi speartpart atau suku cadangnya mungkin akan sangat sulit di dapatkan karena bentuknya yang tidak umum ya semua memang ada sisi baik dan buruk nya.



Minggu, 24 Mei 2015

Tutorial Membuat Poster Sederhana dan mudah dengan Corel Draw

https://www.youtube.com/watch?v=vvK-jnKaV1khttps://www.youtube.com/watch?v=vvK-jnKaV1k

Iodometri lengkap dan pembahasan

Pengertian Iodometri

Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat.

Prinsip umum iodometri

Iod bebas seperti halogen lain dapat menangkap elektron dari zat pereduksi, sehingga iod sebagai oksidator. ion I- siap memberikan elektron dengan adanya zat penangkap elektron, sehingga I- bertindak sebagai zat pereaksi

Reaksi

  • I2(padat) + 2e → 2I-
pada beberapa literatur sering dituliskan
  • I3- + 2e →3I-

Penentuan zat pereduksi

iod bebas bereaksi dengan larutan natriumtiosulfat sebagai berikut Na2S2O3 + I2 → 2 NaI + Na2S4O6 :pada reaksi tersebut terbentuk senyawa natrium tetrationat, Na2S4O6 , garam dari asam tetrationat. reaksi iodometri ini dapat ditulis dalam bentuk ion sebagai berikut :
2S2O3 + I2 → 2NaI + S4O6- 2S2O3- → S4O6- + 2e
1 grek natrium tiosulfat = 1 mol, sedangkan 1 grek I2 = ½ mol

ketika larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan larutan iod berwarna coklat gelap yang karakteristik dengan iod akan hilang. ketika semua Na2S4O6 telah teroksidasi, maka kelebihan larutan iod akan menjadikan cairan tersebut berwarna kuning pucat. karena itu dalam iodometri memungkinkan titrasi tanpa menggunakan indikator. namun kelebihan iod pada akhir titrai memberikan warna yang samar, sehingga penetapan titik akhir titrasi (ekivalen) menjadi sukar. karena itu lebih disukai menggunakan reagen yang senditif terhadap iod sebagai indikator; yaitu larutan kanji yang membentuk senyawa adsorpsi berwarna biru dengan iod. dengan adanya larutan kanji, titik ekivlen ditentukan dari kenampakan warna biru yang tetap pada kelebihan penambahan satu tetes iod. sebaliknya, dimungkinkan juga untuk menitrasi larutan iod dengan tiosulfat sampai kelebihan satu tetes tiosulfat menghilangakan warna biru larutan. dalam kasus ini larutan kanji harus ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik ekivalen, ketika iod tunggal sedikt dan larutan yang dititrasi berwarna kuning. jika larutan kanji yang ditambahkan pada awal titrasi, ketika masih banyak terdapat iod dalam larutan, maka sejumlah besar senyawa iod-kanji yang terbentuk akan bereaksi lambat dengan tiosulfat. dengan mengetahui normalitas larutan iod, volume iod dan tiosulfat yang digunakan dalam titrasi, kita dapat memperoleh noramlitas titran (larutan tiosulfat. sebaliknya normalitas titran larutan iod dapat dihitung dari normalitas tiosulfat yang diketahui. berbagai zat pereduksi yang mampu mereduksi I2 menjadi ion I- ditentukan dengan cara sama, antaranya H2SO3, H3AsO3, HSbO3, H2S bebas, SnCl2.

Penentuan zat pengoksidasi

karena zat pereduksi ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan iod, maka dalam penentuan zat pengoksidasi didasarkan pada reduksi oleh ion I- sehingga harus digunakan larutan KI untuk titrasi. namun kenyataanya titrasi ini tidak dapat dijalankan karen auntuk menentukan titik ekivalenya tidak mungkin. ketika oksidator seperi K2Cr2O7 dititrasi dengan laruta KI, menurut reaksi berikut:
K2Cr2O7 + 6KI + 14HCL → 3I2 + 8 KCl + 2 CrCl3 + 7H2O :akhir reaksi ditandai oleh penghentian pelepasa iod. namun keadaan tersebut tidak dapat diamati. ketika larutan digunakan sebagai indikator, pengamatan I2 yang muncul dapat terpantau dengan mudah (warna biru) namun bukan ketika ercapai pembentukan I2 pertama kali. dalam kasus ini digunaan metoda substitusi tidak langsung, yaitu pada campuran kalium iodida dan larutan asam (dalam jumlah berlebih) ditambahkan dengan volume tertentu oksidator yang akan ditentukan (sebagai contoh larutan K2Cr2O7 ). kemudian dibiarkan sekitar 5 menit untuk menyelesaikan reaksi tersebut. selanjutnya ion yang dilepaskan dititrasi denga tiosulfat. banyaknya grek iod ekivalen dan grek tiosulfat akan sama dengan zat pengoksidasi (K2Cr2O7). karena itu meski penentuan K2Cr2O7 dan Na2S2O3 masing-masing tidak bereaksi langsung, namun banyaknya akan ekivalen, dengan perhitungan berikut
VK2Cr2O7 . NK2Cr2O7 = V Na2S2O3 . N Na2S2O3
:penentuan zat pengoksidasi secara iodometri dapat dirangkum sebagai berikut:
  1. KI + asam (berlebih dalam erlenmeyer) + oksidator yang akan ditetapkan ( dengan memipet) → pelepasan I2
  2. I2 + Na2S2O3 ---- 2 NaI + Na2S4O6 (titrasi iod dengan tiosulfat)
banyak zat pegoksidasi yang mampu mengoksidasi ion I- menjadi I2 dapat ditentukan secara iodometri dengan prosedur ini, diantaranya Cl2, Br2, KMnO4, KClO3, bubuk pemutih (CaOCl2), garam dari HNO2, hidrogen peroksida, garam ferri, garam kupri, dsb.

Referensi

  • Widodo, Didik Setyo., Lusiana, Retno Ariadi.2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta:Graha Ilmu
  • Khopkar, S.M., 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:UI-press
  • Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta:PT Bumi Aksara

sumber:http://www.academia.edu/6768812/METODE_IODOMETRI

Minggu, 03 Mei 2015

Minggu, 26 April 2015

TREMATODA LENGKAP

Filum Platyhelminthes (Kelas Trematoda):
Trematoda dikenal juga sebagai cacing isap. Istilah Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang, bentuk tubuh pipih dorso ventral seperti daun. Menurut The Animal Diversity, anggota kelas trematoda diperkirakan berjumlah 9000 spesies, sedangkan menurut Zoolab University of Wisconsin, jumlah spesies kelas trematoda berjumlah 8000. Secara umum ciri-ciri kelas trematoda adalah sebagai berikut: Tubuhnya pipih dorsoventral, berbentuk seperti daun, tidak bersegmen. Ukurannya bervariasi antara satu milimeter sampai beberapa sentimeter. Mempunyai batil isap (sucker=acetabulum), yang terletak di bagian anterior, disebut batil isap mulut (oral sucker) dan di bagian ventral tubuh, disebut batil isap perut (ventral sucker ). Ada species yang mempunyai genital sucker (Heterophyes heterophyes). Pada umumnya monocieus/hermaphrodite kecuali Schistosoma. Tidak mempunyai rongga tubuh (body cavity). Mempunyai sistem pencernaan, tetapi tidak sempurna.Mulut (oral cavity) yang dikelilingi oral sucker terletak di ujung anterior, dilanjutkan dengan pharynx, esophagus bercabang di depan ventral sucker dan menjadi sepasang usus yangberakhir buntu (caeca)yang bentuknya bervariasi: -simple/sederhana : hanya bercabang dua dan berakhir buntu (Clonorchis sinensis) -setelah bercabang dua lalu bercabang-cabang lagi ke lateral (Fasciola hepatica) - setelah bercabang lalu menyatu lagi menjadi satu satu caecum yang disebut reunited- intestine(Schistosoma). Mempunyai sistem excretory (flame cell) dan sistem syaraf. Berkembang biak dengan bertelur (oviparus) Telur mempunyai operculum (kecualiSchistosoma). System reproduksi berkembang sempurna. Alat genital terletak di antara kedua percabangan intestine Hidup sebagai parasit Referensi: ---------2000, Diktat Biologi Mikroba Sub Modul Parasitologi, Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. http://animaldiversity.ummz.umich.edu/accounts/Trematoda/ http://www.uwlax.edu/biology/Zoo-Lab/Lab-05/Class-Trematoda.htm sumber:http://pintarsains.blogspot.com/2011/09/ciri-ciri-kelas-trematoda-cacing-isap.html